Kamis, 22 Desember 2016

Sejarah Artificial Intelligence 

     Artificial intelligence adalah inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Artificial intelligence sebenarnya muncul dan mulai diyakini keberadaannya pertama kali pada kisah mitologi yunani dan peradaban mesir kuno dan ada sejak muncul komputer modern, yaitu pada tahun 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan komputer ini dikhususkan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan  komputer.
     Sekitaran akhir tahun 1970 dan 1980-an, mulailah dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan. Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin bermacam-macam pula. Program kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pemakaiannya, sehingga banyak membantu penggunanya. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Dan program ini di lakukan menggunakan pendekatan trial and error, mirip dengan apa yang dilakukan oleh manusia.
      Artificial Intelligence merupakan suatu sistem yang membuat mesin secerdas manusia. Untuk itu, sistem ini harus berpedoman pada sistem kognisi manusia, yaitu cara berpikir manusia, cara manusia bernalar, mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil keputusan serta merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini dapat membuat suatu sistem, aplikasi, atau program yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunakan perangkat mesin yang canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia dikehidupan nyata.

Hubungan antara Artificial Intelligence dan Kognisi Manusia
    Artificial intelligence adalah kemampuan dari sebuah komputer untuk berpikir seperti manusia bahkan lebih baik dari pada manusia atau Artificial intelligence adalah salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. 
       Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Kognisi dapat pula diartikan sebagai pemahaman terhadap pengetahuan atau kemampuan untuk memperoleh pengetahuan. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya adalah psikologi, filsafat, komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan. 
      Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan jaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk dapat diberdayakan untuk mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan oleh manusia.
      Manusia bisa menjadi pandai dalam menyelesaikan segala permasalahan di dunia ini karena manusia mempunyai pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh dari cara mempelajarinya. Semakin banyak bekal pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja diharapkan akan lebih mampu dalam menyelesaikan permasalahan. Namun bekal pengetahuan saja tidak cukup, manusia juga diberi akal untuk melakukan penalaran, mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Tanpa memiliki kemampuan untuk menalar dengan baik, manusia dengan segudang pengalaman dan pengetahuan tidak akan dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Demikian juga dengan kemampuan menalar yang sangat baik, namun tanpa dibekali pengetahuan dan pengalaman yang memadai, manusia juga tidak akan bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Dengan adanya kecerdasan buatan, diharapkan tidak menutup kemungkinan hanya dengan data pengetahuan yang terbatas, sebuah komputer dapat berpikir seperti manusia dalam menghadapi masalah.


Artificial Intelligence dan Expert System (Sistem Pakar) (Eliza, Parry, dan Nettalk)
Apakah Expert System (Sistem Pakar) itu?
        Expert System merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran yang dimiliki manusia sebagai pakar yang tersimpan di dalam komputer, dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang lazimnya memerlukan pakar tertentu.

Konsep Dasar Expert System
        Mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja.

Ciri-ciri Expert System
        Memiliki informasi yang handal, mudah dimodifikasi, heuristic dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya, dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi.

Struktur Expert System
        Turban, (1995) mengatakan bahwa Expert System disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Ada tiga komponen utama yang tampak secara virtual disetiap sistem pakar adalah basis pengetahuan, mesin inferensi, dan antar muka pemakai.

Beberapa Kemampuan Expert System
1. Expert system dapat menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya.
2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang digunakan untuk sampai ke jawaban yang dikehendaki.
3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran sahih yang baru ke dalam otaknya.

Kelebihan Expert System
1.  Orang awam bisa menggunakannya.
2.  Melestarikan keahlian seorang pakar.
3.  Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
4.  Kemampuan dalam mengakses pengetahuan
5.  Bisa berkerja dalam informasi yang tidak lengkap
6.  Media pelengkap dalam penelitian
7.  Menghemat waktu dalam mengambil suatu ke putusan
8.  Proses secara otomatis
9.  Keahlian sama dengan seorang pakar
10. Produktifitas

Kekurangan Expert System
1. Biaya yang sangat mahal membuat dan memeliharanya
2. Sulit di kembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar
3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar

Jenis-Jenis Expert System
Interpretasi     : Menghasilkan deskripsi situasi berdasarkan data sensor.
Prediksi          : Memperkirakan akibat yang mungkin dari situasi yang diberikan.
Diagnosis        : Menyimpulkan kesalahan sistem berdasarkan gejala (symptoms).
Disain             : Menyusun objek-objek berdasarkan kendala.
Planning          : Merencanakan tindakan
Monitoring      : Membandingkan hasil pengamatan dengan proses perencanaan.
Debugging      : Menentukan penyelesaian dari kesalahan sistem.
Reparasi          : Melaksanakan rencana perbaikan.
Instruction       : Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan pelajar.
Control           : Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan sistem.

Beberapa contoh Expert System
1. MYCIN              : Diagnosa penyakit
2. DENDRAL         : Mengidentifikasi struktur molekular campuran yang tak dikenal
3. XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar
4. SOPHIE             : Analisis sirkit elektronik
5. Prospector         : Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit
6. FOLIO               : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi
7. DELTA               : Pemeliharaan lokomotif listrik disel

Beberapa Program AI (1956 – 1966)
1. Logic Theorist, diperkenalkan pada Dartmouth Conference, dapat mengetahui kalimat sederhana yang ditulis dalam bahasa Inggris dan mampu memberikan jawaban berdasarkan fakta yang didengar dalam sebuah percakapan. 
2. Eliza diprogram Joseph Weizenbaum (1967), mampu memberi terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan. Salah satu sistem pakar yang paling awal dikembangkan. Ini adalah program komputer yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna berkomunikasi dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
3. Parry adalah Expert System yang juga paling awal dikembangkan di StanfordUniversity.oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang mensimulasikan seorang paranoid. Berikut ini contoh respon Parry terhadap pertanyaan seorang psikiater yang menginterviewnya. mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mesimulasikan seorang pasian paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi  komputer dan respon manusia.
4. Nettalk adalah program berdasarkan jaringan-jaringan neuron, dikembangkan oleh Terry Sejnowski : jaringan neural berisi lapisan tersembunyi yang berkorespondensi dengan interneuron.
Eliza, Prry dan Nettalk adalah beberapa contoh dari chatterbot. Chatterbot merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun teks. Chatterbot dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, yang dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online, layanan personal, atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi program sebagai suatu jenis agen percakapan.

Persamaan
Sama-sama dapat mencapai hasil yang maksimal dalam memecahkan masalah.
Perbedaan
Expert system (sistem pakar) mengacu pada si pembuatnya atau seseorang yang ahli dalam suatu bidangnya atau mengacu pada si perancang itu sendiri sebagai objek dalam menyiapkan suatu sistem guna mendapatkan hasil yang maksimal, sedangkan AI mengacu pada jalur atau langkah yang berorientasi pada hardware guna mencapai yang maksimal.

SUMBER       :
Kusum, D, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan aplikasi. Andi: Yogyakarta. Pertemuan 1. Pengantar kecerdasan           buatan.
Russel, S,. dan Norvigm, P : Artificial Intelligence : A modern Approach. Prentice Hall, Second Edition.
Solso. R. L,. Machlin O.H & Machlin, M. K. (2007). Psikologi Kognitif. Terjemahan : Rahardanto. M.             & Batuadji. K. Jakarta : Erlangga.
Solso,. dan  Robert L. (2009).  Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga.

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates